HABBATUSAUDA
(JINTAN HITAM)
Jintan hitam
atau Habbatussauda (Nigella sativa Linn.) adalah rempah-rempah yang dapat
digunakan sebagai tanaman obat . Rempah ini berbentuk butiran biji berwarna
hitam yang telah dikenal ribuan tahun yang lalu dan digunakan secara luas oleh
masyarakat India, Pakistan, dan Timur Tengah untuk mengobati berbagai macam
penyakit. Jenis tanaman ini telah disebut-sebut sebagai tanaman obat dalam
perkembangan awal agama Islam.
Habbatussauda
dalam sejarah pengobatan
Habbatussauda
banyak dikenal dengan berbagai nama, diantaranya black seed, black caraway,
natura seed, jintan hitam, black cumin, nigella sativa, kaluduru, dll.
Digunakan sebagai herbal pengobatan sejak 2000-3000 tahun sebelum Masehi dan
tercatat dalam banyak literatur kuno mengenai ahli pengobatan terdahulu seperti
Ibnu Sina (980 - 1037 M), dan Al-Biruni (973-1048 M), Al-Antiki, Ibnu Qayyim
dan Al-Baghdadi. Ibnu Sina adalah peneliti jenius dari Timur Tengah di bidang
pengobatan yang namanya tercatat di semua buku sejarah pengobatan timur maupun
barat, hidup antara 980 - 1037 M, telah meneliti berbagai manfaat Habbatussauda
untuk kesehatan dan Pengobatan. Ahli pengobatan Yunani kuno, Dioscoredes, pada
abad pertama Masehi juga telah mencatat manfaat habbatussauda untuk mengobati
sakit kepala dan saluran pernapasan.
Herbal yang
dianjurkan dalam agama Islam.
Abu Hurairah
pernah mendengar Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Pada Habbatussauda ada
obat bagi segala jenis penyakit kecuali Al-Sam, yaitu maut" . Hadits ini
diriwayatkan oleh Bukhari
(10:118-119);Muslim(7:25);Ibnu
Majah (2:342);Tirmidzi (2:3 pada edisi BulaQ) ; dan Ahmad (2:241) meneruskan
riwayat Sufyan bin 'Uyainah dari Al-Zuhri dan Abu Salamah. Dalam Alkitab
terbitan Easton's, di dalam Perjanjian Lama pada Kitab Yesaya (28:25,27, NKJV),
disebut kata 'ketsah' yang
maksudnya
adalah black cummin (nama Inggris untuk Habbatussauda) dan dalam terjemahan New
World Translation of the Holy Scriptures terbitan Watch Tower Bible and Tract
Society of ennsylvania, tertulis black cumin, yang diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia sebagai jintan hitam. Manfaat utama Habbatussauda.
Memperkuat sistem kekebalan tubuh dari
serangan virus, kuman dan bakteri. Hasil Penelitian Dr. Ahmad Al Qadhy, 1986
dan laporan penelitian lainnya seperti tertera dalam Jurnal Farmasi Pakistan,
1992 Mempertahankan tubuh dari
serangan kanker dan HIV. Hasil penelitian Prof. G Reitmuller, Direktur Institut
Immonologi dari Universitas Munich dan laporan terpisah dari penelitian tim Dr.
Basil Ali, Universitas King Faisal, Arab Saudi, serta laporan penelitian Immono
Biology Laboratory, California, AS. Laporan lain menyebutkan bahwa
Habbatussauda dapat menghentikan pertumbuhan sel tumor.
Meningkatkan fungsi otak. Dengan kandungan
asam linoleat (Omega 6) dan asam linolenat (Omega 3), Habbatussauda merupakan
nutrisi bagi sel otak yang berguna untuk meningkatkan daya ingat, kecerdasan,
dan relativitas sel otak agar tidak cepat pikun.[rujukan?] Habbatussauda juga
memperbaiki mikro (peredaran darah) ke otak dan sangat cocok diberikan pada
anak usia pertumbuhan dan lansia.
Menyembuhkan berbagai jenis penyakit
pernapasan. Menyembuhkan penyakit asma bronkial,
bronkitis,
gampang lelah, batuk kronis dan penyakit pernapasan lainnya. Mengatasi gangguan tidur dan stress. Unsur
Sapion terdapat pada Habbaussauda mempunyai fungsi seperti kortikosteroid yang dapat memengaruhi
karbohidrat, protein dan lemak serta memengaruhi fungsi jantung, ginjal, otot
tubuh, dan syaraf. Sapion berfungsi untuk mempertahankan diri dari perubahan
lingkungan, gangguan tidur, menghilangkan stress, dan melancarkan air susu ibu
(penelitian Potchestroom, 1989)
Sebagai antihistamin & antialergi.
Berdasarkan penelitian Nirmal Chakravaty MD 1993, dan penelitian lain oleh Dr.
Med. Peter Schleincher, ahli immonologi dari Universitas Munich
Anatomi
biji habbatussauda
Pada
biji-bijinya sering kali dijumpai embrio yang belum berkembang lengkap dan
terkurung dalam
jaringan
endosperma yang melimpah, sebagai wujud proses perkecambahan dua tahap: peretakan
testa dan
peretakan endosperma. Keadaan ini biasa dijumpai pada anggota tumbuhan berbunga
dasar.
Anatomi
biji jintan secara umum (seperti biji-biji lainnya):
Biji-biji ini merupakan perombakan dan
propagasi unit dari Spermatophyta (tanaman berbiji), Gymnosperma (conifer /
jarum dan kultivarnya) dan Angiosperma (tanaman berbunga). Biji-biji dewasa / matang, ovulenya subur.
Ovule adalah struktur dari tanaman berbiji yang berisi gametophyte betina dengan
sel telur, dikelilingi oleh nucellus dan 1-2 integumen. Dalam angiospermae
penyuburan / pembuahan ganda menghasilkan bentuk embrio diploid dan endosperma
triploid.
Embrio: sporophyta muda, diploid (2n),
dihasilkan dalam pembuahan. Embrio dewasa berisi kotiledon (daun biji),
hypocotil (batang seperti sumbu embrio, di bawah cotyledon), radicel (akar
embrio).
Endosperma: jaringan penyimpan makanan,
triploid (3n), dihasilkan dalam pembuahan ganda, 2/3
genom
langsung dari induk.
Testa (selubung biji): lapisan luar
pelindung biji, perkembangan dari integumen ovule, diploid jaringan induk. Buah dewasa / matang, ovarium masak berisi
banyak biji. Perikarpium (selubung buah) diploid dari jaringan induk.
Biji endospermis: endosperma ditempatkan
dalam biji yang matang dan bertindak sebagai organ
penyimpan
makanan. Testa dan endosperma adalah 2 lapisan luar dari embrio.
Anatomi
secara Makroskopik
Biji agak
keras, limas ganda dengan kedua ujungnya meruncing, limas yang satu lebih
pendek dari yang lain, bersudut 3 sampai 4, panjang 1,5 mm sampai 2 mm, lebar
lebih kurang 1 mm permukaan luar berwarna hitam kecoklatan, hitam kelabu sampai
hitam, berbintik-bintik, kasar, berkerut, kadang-kadang dengan beberapa rusuk
membujur atau melintang.
Pada
penampang melintang biji terlihat kulit biji berwarna coklat kehitaman sampai
hitam, endosperm berwarna kuning kemerahan, kelabu, atau kelabu kehitaman;
lembaga berwarna kuning pucat sampai kelabu.
Anatomi
secara Mikroskopik
Biji jintan
hitam
Kulit biji Epidermis
luar terdiri dari selapis sel yang termampat, bentuk memanjang, kadang-kadang
berupa papila pendek, dinding tipis, warna coklat muda atau coklat kehijauan.
Di bawah
epidermis terdapat beberapa lapis sel parenkimatik, bentuk memanjang,
termampat, tidak
berwarna
atau berwarna kehijauan; pada tiap rusuk diduga tedapat berkas pembuluh, phloem
dan
xylem sukar
dibedakan karena selnya termampat; pada daerah ini sel parenkim di bawah
epidermis
tidak
termampat dan selnya besar berbentuk polygonal; kemudian berturut-turut
terdapat selapis sel berbentuk persegi empat, berdinding tipis, tidak berwarna
atau berwarna kehijauan, di dalam
sel terdapat
hablur berbentuk prisma besar, kadang-kadang hampir memenuhi ruangan sel, pada
penambahan
asam klorida pekat P hablur tidak larut; selapis sel berbentuk palisade, tinggi
lebih
kurang 65
μm, tersusun sangat teratur, dinding tangensial dalam dan dinding radial sangat
tebal,
warna agak
kekuningan dan tidak berlignin, lumen sangat kecil terdapat di ujung bagian
luar,
berbentuk
trapesium atau bundar telur, warna coklat kekuningan; selapis sel parenkimatik,
bentuk
persegi
empat tidak teratur, dinding tipis, sel jernih.
Epidermis
dalam terdiri dari selapis sel berbentuk persegi empat tidak teratur, sel agak
besar, lumen
jernih,
dinding berwarna coklat berpenebalan jala, dinding tangensial dalam lebih
tebal. Endosperm
terdiri dari
sel berbentuk polygonal, dinding tipis, tidak berwarna, penuh berisi butiran
aleuron dan
tetes-tetes
minyak.
Embryo sel
nya lebih kecil dari sel endosperm, dinding tipis, berisi butir aleuron dan
tetes-tetes minyak.
Serbuk
Warna kelabu
kehitaman. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis luar yang termampat dan
berpapila
pendek, fragmen sel palisade terlihat tangensial; fragmen kulit biji; fragmen
epidermis dalam; fragmen sel berhablur terlihat tangensial; fragmen endosperm
dan fragmen sel parenkimatik di bawah lapisan palisade.
Post a Comment